Memasuki usia ke-26, Neka Art Museum telah membuat program pameran. Ada tiga pameran utama yang akan dilangsungkan tahun ini. Pertama pameran dari pelukis asing yang mengabadikan Bali dalam karyanya, kedua pameran dari seniman akademik dan ketiga pameran bersama pelukis internasional.
Neka Art Museum bekerjasama dengan Asia Development Organization (ADO) mengadakan pameran KEIICHI BABA EXHIBITION . Pameran ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 50 tahun hubugan Indonesia dengan Jepang. Pameran dibuka Konsul Jepang Eiichi Suzuki, Minggu (29/6) dan berlangsung sampai 3 Juli 2007.
Menurut, Pendiri Neka Art Museum, Pande Wayan Suteja Neka, Perjalanan Neka Art Museum sendiri dengan Jepang sudah berlangsung panjang. Pada tahun 1970 Wayan Neka, orang tua kami mengadakan pameran patung garuda di Indonesian Pavillion at Expo 70 di Osaka, Jepang.
Lukisan kontemporer saat ini telah menjadi menu penting dalam hidangan seni lukis di Bali. Pameran HUMAN DIG AT THE ISLAND OF GODS merupakan keterlibatan Neka Art Museum dalam menyajikan perkembangan lukisan kontemporer di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pelukis ini menggunakan media ekspresi yang tidak biasa. Cardboard, merupakan media utama sang pelukis KEIICHI BABA yang lahir di Tokyo, Jepang tahun 1974. Ekspresi sang pelukis dalam karyanya mencoba menyerap spirit Bali.
Media utama ini “dirusak” kemudian diciptakan karya seni. Destruction dan Creation merupakan bagian dari spirit Hindu Bali dalam kehidupan. Diantara dua terminologi itu ada nilai maintenance kehidupan. Dalam bahasa religi Hindhu Bali ada utpeti, sthiti dan pralina. Mencipta, memelihara dan melebur. Siklus ini bisa menjadi melebur (destruction), mencipta (creation) dan memelihara (maintenance). “Benang merah pameran ini adalah seni dan budaya Bali dilihat dari sudut pandang orang asing. Karena Neka Art Museum mempunyai misi mengabadikan Bali dalam karya seni,” ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar